Minggu, 29 November 2009

BAB I Hendry P (224107167)


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar belakang masalah

Visi yang diusung Sriwijaya Air sebagai maskapai yang eksis di kawasan domestik. Mengambil nama besar Kerajaan Sriwijaya, maskapai yang berdiri sejak tahun 2003 ini dikenal sebagai perusahaan yang memberikan pelayanan prima dengan memfokuskan diri pada keamanan dan pelayanan. Sriwijaya Air merupakan salah satu maskapai penerbangan nasional yang telah melayani di 32 kota tujuan domestik dan 1 kota tujuan regional. Di tahun 2009, Sriwijaya Air menargetkan peningkatan jumlah penumpang hingga 6 juta dan berencana melakukan pengembangan rute penerbangan dan penambahan jumlah armada pesawat.
Bagi perusahaan penerbangan sriwijaya air pelayanan terdiri dari beberapa bagian, antara lain pre-flight, in-flight, pos-flight yang termasuk pre-flight adalah reservasi, tiketing, dan ground handling. Kegiatan yang termasuk pada in-fligh yaitu segala yang menyangkut kesiapan pesawat dan crew pesawat tersebut. Sedangkan kegiatan yang termasuk pos-flight yaitu penanganan pada bagasi penumpang (baggage). Dalam hal ini keunggulan pelayanan pada Sriwijaya Air di antaranya inflight meal, inflight magazine dan surat kabar, serta inflight shop. Tambahan ekstra bagasi, desain kabin dirancang dengan menerapkan sisi ekonomis dengan ruang gerak yang cukup bagi pelanggan maupun awak pesawat. Selain itu, sriwijaya juga dilengkapi kemudahan reservasi dan pelayanan informasi 24 jam didukung fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang baik. Sebagai maskapai penerbangan yang telah sukses meraih beberapa penghargaan dalam berbagai kategori, seluruh komitmen ini turut membuahkan penghargaan dari pelanggan yang selalu setia menggunakan Sriwijaya Air
Reservasi merupakan salah satu aktivitas nilai pelayanan reservasi jasa bagi penerbangan PT. Sriwijaya Air sangat berkaitan erat dengan aktivitas lain yang ada dalam perusahaan, yaitu aktivitas oprasional, perjualan, pemasaran atau aktivitas pelayanan dalam memberikan kemudahan bagi calon penumpang yang akan melakukan sesuatu perjalanan udara melalui pelaksanaan sistem pemasaran dan penyediaan tempat atau di kenal reservations (reservasi).
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh seluruh perusahaan penerbangan yang berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Proses pelayanan dari berbagai kegiatan yang di maksudkan tersebut adalah merupakan salah satu aspek yang dapat dijadikan ajang persaiangan dari berbagai persaiangan dalam industri penerbangan karena dari proses pelayanan yang tidak menyenangkan dari berbagai kegiatan di atas sering kali menimbulkan cancel last minutes, delay, no-show, dan lain sebagainya.
Selain itu,dalam rangka memberikan kelancaran, kenyamanan dan perluasan pelayanan kepada para pengguna transportasi udara di Indonesia, maskapai penerbangan Sriwijaya Air akan membuka dan menambah rute penerbangan yang saat ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada 5 kota: Jambi, Batam, Palembang, Surabaya dan Solo.
Dalam menambah qualiatas pelayanan, Sriwijaya Air merancang Quality Function Deployment (QFD). Melalui QFD, perancangan perbaikan layanan didasarkan pada pemenuhan kebutuhan pelanggan yang diterjemahkan ke dalam persyaratan teknis dan perbaikannya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh 30 atribut kebutuhan penumpang yang terdiri dari 28 atribut kebutuhan terhadap layanan dan 2 atribut harga.
Atribut kebutuhan penumpang terhadap layanan penerbangan Sriwijaya Air ini kemudian diterjemahkan menjadi 36 karakteristik teknis dan 11 critical part. Dari hasil pengolahan data dan analisis diketahui atribut kebutuhan dengan bobot kepentingan tertinggi, yaitu atribut keselamatan dalam penerbangan, keamanan dan keutuhan barang bagasi yang terjamin, kemampuan staf maskapai penerbangan menghadapi gangguan/bahaya selama penerbangan, kemudahan klaim bagasi yang bermasalah (hilang, rusak, atau tertukar), mulusnya kemudi pesawat terutama saat take off dan landing, dan adanya informasi yang jelas tentang adanya keterlambatan penerbangan.
Kemudian dirumuskan rekomendasi perbaikan guna memenuhi atribut kebutuhan tersebut, diantaranya adalah rekruitasi pilot dengan jam terbang yang lebih tinggi (≥ 1000 jam), memenuhi standar teknis operasi pesawat yang telah diregulasikan secara menyeluruh, memaksimalkan fungsi keamanan bandara dengan mematuhi sistem keamanan yang diterapkan bandara, memastikan petugas check in selalu mengecek isi bagasi penumpang dan memberi label setiap barang bagasi, menerapkan pendataan bagasi sejumlah 5 kali secara konsisten, memberikan peringatatan lebih intens mengenai larangan membagasikan barang berharga, mengadakan training staf maskapai yang dilakukan secara berkala (setiap enam bulan), meningkatkan alternatif jalur penyampaian klaim bagasi, mempersingkat standar waktu pencarian bagasi yang hilang menjadi 7 hari, meningkatkan besar nilai ganti rugi bagasi penumpang yang rusak atau hilang, mengganti dan meningkatkan jumlah pesawat berkapasitas lebih besar, mempercepat waktu penyampaian informasi keterlambatan penerbangan (paling telat 10 menit sebelum jadwal), menyampaikan informasi keterlambatan meliputi lama dan sebab keterlambatan melalui beberapa media.
Jadi pelayanan dapat pula di artikan sebagai suatu kegiatan pelayanan suatu perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penyedia tempat, ruangan permintaan tertentu, pelyanan tertentu serta akomosdasi lain bagi penumpang berkaitan dengan rencana perjalanannya.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan tersebut maka penulis tertarik memilih judul “ANALISIS PENGARUH QUALITAS PELAYANAN PT.SRIWIJAYA AIR TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN”.


B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas oleh penulis sehubungan dengan judul yang penulis ajukan adalah sebagai berikiut :
a. Masalah tarif yang berfluktuasi
b. Masalah pelayanan PT. Sriwijaya Air
c. Masalah kesiapan armada yang terbatas
d. Masalah sarana dan prasaran penunjang qualitas pelayanan PT. Sriwijaya Air

2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis hanya membatasi permasalahan pada analisis pengaruh qualitas pelayanan PT. Sriwijaya Air terhadap kepuasan pelanggan.

3. Pokok Permasalahan
Berdasarkan batasan masalah maka pokok masalah adalah :
a. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan PT. Sriwijaya?
b. Bagaimana qualitas pelayanan yang diberikan PT. Sriwijaya Air kepada pelanggan?
c. Bagaimana analisis pengaruh antara tingkat kinerja atau qualitas pelayanan PT. Sriwijaya Air Jakarta terhadap kepuasan pelanggan ?

C. Tujuan Dan Manfaat Peneitian

1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepuasan pelanggan PT. Sriwijaya Air cabang.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis qualitas pelayanan yang diberikan PT. Sriwijaya Air.
c. Untuk mengetahui dan menganailisis pengaruh antara tingkat kinerja atau qualitas pelayanan PT. Sriwijaya Air Jakarta terhadap kepuasan pelanggan.

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai kinerja pelayanan dan kepentingan pelanggan pada pelayanan PT. Sriwijaya Air.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi perkembangan pelayanan untuk memberikan kinerja terhadap pelanggan.
c. Bagi Universitas STMT TRISAKTI
Diharapkan penelitian ini bagi STMT adalah untuk dapat dijadikan sebagai informasi tambahan dan sebagai data dokumentasi perpustakaan.

D. Metodologi Penelitian
1.   Jenis dan Sumber Data
a.   Jenis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dalam bentuk angket dan data kuantitatif dalam bentuk skor dari data kualitatif atau angket. Sedangkan sumber data berasal dari data Primer dan data Skunder. Data Primer adalah data yang diperoleh lansung dari pelanggan berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Data Skunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain.

2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh agent PT. Sriwijaya Air di daerah
b. Sampel
Data dikumpulkan dengan cara mengambil sampel secara acak. Sampel penelitian meliputi sejumlah responden yang lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 responden ( J. Supranto, 2001:239 )

3. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapang (Field Research)
1. Observasi
Penulis melakukan observasi langsung keperusahaan pada saat penulis melakukan praktek kerja lapang (PKL) dan setelah PKL untuk mendapat data-data yang diperlukan.
2. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait pada PT. Sriwijaya
3. Kuesioner
Penulis mengadakan penelitian terhadap para agent PT. Sriwijaya Air yang menggunakan reservasi online, dengan mengambil sampel

jawaban tentang pelayanan yang diakukan oleh Sriwijaya Air Dalam menjawab kuesioner mengunakan skala likert :
Skala Likert
Penggunaan skala likert dalam penelitian ini adalah sebagai alat bantu untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada para responden.
Skala likert, yaitu teknik skala yang banyak digunakan dalam riset data kualitatif. Dalam hal ini digunakan skala lima tingkat kepentingan pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh PT. Sriwijaya Air
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan :
a. Nilai Kesesuaian
Berdasarkah hasil penelitian tingkat kinerja atau keputusan dan hasil penelitian tingkat kepentingan maka akan dihasilkan satu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atau kepuasan pada PT. Sriwijaya Air.

E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab yang berisikan latar belakang masalah, perumusan maslah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan bab yang menyajikan landasan-landasan teori yang ada kaitanya dengan penelitian ini dan juga pokok permasalahan yang dibahas dalam judul skripsi ini.

BAB III GAMBARAN UMUM PT. SRIWIJAYA AIR
Dalam bab ini penulis menguraikan secara rinci mengenai sejarah singkat perusahaan, organisasi dan manajemen, serta kegiatan usaha perusahaan.


BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menyajikan data dari hasil peneletian, analisa dan interpretasi data.

BAB V PENUTUP
Merupakan bagian akhir yang berisikan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan dan pihak lain.







HENDRY PANGESTU
(224107167)

Jumat, 27 November 2009

BAB I Roberto S (224107197)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada awal perkembangan angkutan udara, pengangkutan penumpang dan pos merupakan satu-satunya usaha dari perusahaan penerbangan. Dengan kemajuan perekonomian dan perdagangan dunia, angkutan kargo udara tidak hanya melayani pos saja melainkan juga mengangkut barang-barang yang lebih berat seperti halnya barang-barang berbahaya (Dangerous goods), maupun live animal (AVI). Angkutan  kargo udara kemungkinan menjadi suatu usaha yang tidak kalah pentingnya dari angkutan penumpang sendiri dan hal tersebut juga dirasakan di Indonesia. Setiap tahun pertumbuhan angkutan kargo udara selalu memperlihatkan kecenderungan yang meningkat, baik di tingkat domestik, regional maupun internasional. Para operator penerbangan asing maupun domestik berlomba-lomba dalam menawarkan jasanya dengan strategi masing-masing, untuk  memenuhi target break down atau jumlah pengangkutannya dan merebut pangsa pasar.
Pengangkutan cargo melalui pesawat udara, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri terus meningkat. Hal ini diantaranya dapat kita lihat dengan bertumbuhnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dan berusaha di dalam bidang jasa angkutan udara. Hal tersebut disebabkan adanya permintaan atau kebutuhan yang meningkat dan adanya peningkatan dan kemajuan teknologi serta manajemen yang lebih maju. Selain itu diikuti pula adanya kebutuhan-kebutuhan yang mendesak, seperti keamanan (security), kecepatan (speed), dan ketepatan (punctuality). Waktu pengangkutan dan jangkauan pemasaran yang lebih jauh merupakan keunggulan pengiriman barang melalui transportasi udara. Oleh karena itu perusahaan- perusahaan jasa pengiriman barang atau cargo yang ada saat ini dituntut untuk memberikan pelayanan cepat dan tepat dalam menangani pengiriman barang.
Bisnis penerbangan kargo belum sebanyak penerbangan penumpang. Kargo memang selalu ada, namun sebagian pengusaha penerbangan tidak berkeinginan membuka perusahaan khusus kargo. Alasannya, arus kargo belum sebanding dengan arus penumpang. Memang benar, meski memiliki kecenderungan meningkat, arus kargo belum sebanyak arus penumpang. Seringkali terjadi, pesawat terbang membawa kargo hanya dalam perjalanan pergi, pulang dalam kondisi kosong. Kondisi seperti ini jelas membuat pengusaha takut berbisnis di bidang itu. Akan tetapi, ketakutan sebagian pebisnis tersebut tidak tercermin dalam tubuh RPX Airlines. Bagaimana mungkin? Karena sejak berdiri, maskapai kargo ini sudah memiliki pasar jelas. Sebagian kargo yang diterbangkan merupakan milik Federal Express (FedEx). Melihat sejarah keberadaannya, RPX Airlines memang tak lepas dari keberadaan FedEx di Indonesia. FedEx, maskapai kargo asal Amerika Serikat ini hadir di Indonesia sejak tahun 1985. Wujudnya berada di bawah payung Repex Perdana Internasional sebagai pemegang lisensi. Sebagai mitra bisnis Fedex di Indonesia, Repex Perdana bertugas menangani seluruh operasi pengiriman dan pengambilan kargo di wilayah Indonesia. FedEx hanya menyediakan pesawat untuk menerbangkan kargo yang dikumpulkan Repex ke luar Indonesia. Kemitraan serasi ini membuat FedEx tumbuh menjadi perusahaan penyedia jasa transportasi kargo udara skala besar. Namanya identik dengan perusahaan penyedia jasa kiriman supercepat. Kemitraan tetap berlanjut meski Repex Perdana telah bermetamorfose menjadi kelompok usaha RPX. Demi memenuhi tugas sebagai penyedia jasa layanan kargo udara, RPX mendirikan RPX Airlines.
RPX Airlines berbeda dengan maskapai penerbangan Indonesia umumnya. Maskapai yang memiliki dua Boeing 737-200 ini memilih berkonsentrasi menerbangkan kargo daripada penumpang. Sebuah bentuk maskapai yang paling dihindari pebisnis penerbangan Indonesia karena dianggap tak menguntungkan. Fakta berkata lain. Dua tahun lebih beroperasi, RPX melaju tanpa rintangan berarti. Lima kota, diantaranya Jakarta, Surabaya, Balikpapan, Makasar dan Singapura diterbangi rutin lima kali seminggu. Kargo demi kargo diangkut. Sebagian besar berupa dokumen, barang elektronik, suku cadang kendaraan, hewan hidup, hewan biota laut hidup dan olahan, serta garmen. Barang-barang jenis inilah yang sering memenuhi ruang kargo B737-200 berkapasitas 15 ton. Rata-rata tingkat isian kargo B737 RPX bisa mencapai 15 ton. Pada beberapa rute pendek bisa mencapai 17 ton. Paling sedikit sekitar delapan ton.
Agar perusahaan dapat melayani kebutuhan pelanggan dengan baik, maka RPX Airlines harus mengetahui kondisi lingkungan internal serta eksternal perusahaannya dengan baik, sehingga apabila lingkungan internal dan eksternal tersebut telah diperhatikan dengan baik oleh RPX Airlines.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk skripsi dengan judul
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PROSES PENGIRIMAN LIVE ANIMAL CARGO (AVI) PADA PT RPX AIRLINES PADA TAHUN 2008”

B. Perumusan Masalah
            1. Identifikasi masalah
            Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
a.       Adanya ketidak lancaran dalam proses pengiriman live animal cargo (AVI).
b.      Banyaknya hewan-hewan yang mati atau mengalami depresi saat pengangkutan.
c.       Sering terjadinya keterlambatan dalam proses pengiriman live animal.
d.      Proses pengangkutan hewan ke dalam pesawat terkadang sering tidak memperhatikan kondisi hewan tersebut.
e.       Banyaknya penyakit-penyakit baru yang ditimbulkan oleh hewan tertentu.
f.       Proses karantina hewan yang cukup memakan waktu yang lama.
g.      Banyak komplain pada pengiriman live animal cargo (AVI) di route tertentu.

2.      Batasan Masalah
      Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini hanya pada masalah faktor-faktor yang menghambat dalam proses pengiriman Live animal cargo pada PT RPX Airlines pada tahun 2009.
      3. Pokok Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
a.       Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam proses pengiriman Live Animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines tahun 2008?
b.      Faktor apa yang mempengaruhi tingkat  pelayanan pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines  tahun 2008?
c.       Bagaimana proses pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines tahun 2008?
d.      Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh PT RPX Airlines untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
            1. Tujuan penelitian
a.       Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines.
b.      Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi tingkat  pelayanan pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines.
c.       Untuk mengetahui proses pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines.
d.      Untuk mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh PT RPX Airlines untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.


            2. Manfaat Penelitian
a.       Bagi penulis
Untuk dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai faktor-faktor yang menghambat dalam proses pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines , serta sebagai salah satu syarat kelulusan dalam program jenjang Sarjana (S1).
b.Bagi perusahaan
Diharapkan kiranya dapat menjadi bahan masukan serta bahan pertimbangan di dalam setiap pengambilan keputusan dan langkah-langkah kebijakan, dalam rangka mengurangi hambatan dalam pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines di masa yang akan datang sehingga perusahaan dapat meraih keunggulan dalam bersaing dengan para pesaingnya.
c. Bagi lembaga STMT Trisakti
Sebagai informasi dan pengetahuan tambahan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines, serta dapat dipergunakan dan bermanfaat sebagai data dokumentasi perpustakaan STMT Trisakti.



D. Metodoligi Penelitian
   Di dalam pengumpulan data serta keterangan-keterangan yang diperlukan dan dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui teknik yang dipergunakan dalam upaya memperoleh data. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode-metode penelitian sebagai berikut:
1.      Jenis dan Sumber Data
a.       Jenis data
            Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif  maupun kuantitatif. Apabila data yang diperoleh berupa data kualitatif, analisis non statistik atau statistik non parametik digunakan dalam proses analisisnya. Sebaliknya, data kuantitatif dianalisis dengan analisis statistik (parametrik).
b.      Sumber data
Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2.      Populasi dan Sampel
a.       Populasi
            Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pelanggan PT Birotika Semesta/ DHL Express & Logistic tahun 2008.
b.      Sampel
            Data dikumpulkan dengan cara mengambil sampel secara acak. Sampel penelitian meliputi sejumlah responden dari persyaratan minimal sebanyak 30 responden.
3.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Penelitian lapangan (field research)
      Metode pengumpulan data dan informasi dengan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan guna mengamati secara langsung objek yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang akan dipakai dalam menganalisis topik yang dipilih.
b.      Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk mencari, membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan bacaan dari literatur yang terdapat di perpustakaan yang berhubungan dengan topik yang dipilih, serta data-data dari sumber-sumber tertentu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.



c.       Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
Untuk mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara teratur pula oleh responden. Jumlah responden ditentukan 30 responden . Pengukuran dari pada jawaban responden dengan menggunakan skala likertz.
4.      Teknik Analisis Data






     





Gambar 1.1
Sumber : Drs. Zulian Yamit, M.Si, 2004 : 72
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan cause and effect diagram (diagram sebab akibat). Diagram tersebut juga disebut sebagai fishbone diagram karena berbentuk seperti kerangka ikan. Yang digunakan untuk menganalisis persoalan dan faktor-faktor yang menimbulkan persoalan tersebut. Dengan mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. (Drs. Zulian Yamit, M.Si, 2004 : 47).
Pada umumnya ada lima faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun diagram yang dikenal dengan 4M 1E (Man, Machine, Material, Method, Environment).
Cause and effect diagram dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
1.      Untuk menyimpulkan sebab-sebab variasi dalam proses.
2.      Untuk mengidentifikasi kategori dan subkategori sebab-sebab yang mempengaruhi suatu karakteristik kualitas tertentu.
3.      Untuk memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan. (Dorothea Wahyu Ariani, 1999 : 18)
E.     Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi yang akan dibuat maka penulis membagi atas 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub bagian. Adapun yang dibahas pada masing-masing bab secara garis besar dapat dijelaskan, yaitu dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I                   PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II                  LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan tentang definisi dan teori-teori yang berhubungan dengan pokok bahasan skripsi ini seperti, manajemen transportasi, kargo udara, pergudangan udara, serta analisis data faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines.
BAB III                GAMBARAN UMUM PT RPX AIRLINES
Bab ini berisi tentang PT RPX Airlines mengenai gambaran umum perusahaan yaitu sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan manajemen serta kegiatan perusahaan.
BAB IV                ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai faktor-faktor yang menghambat dalam proses pengiriman Live animal Cargo (AVI) pada PT RPX Airlines.
BAB V                  PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir, dalam bab penutup ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran-saran kepada PT RPX Airlines yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan.

Rabu, 18 November 2009

BAB I Yusuf Agung Rianto (224107122)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penelitian
Kita menyadari bahwa keadaan dunia yang nyata sangatlah kompleks. Investasi pada aktiva keuangan, terutama dalam bentuk sekuritas saham, memiliki faktor ketidakpastian yang lebih besar jika dibandingkan dengan investasi pada aktiva riil, dalam hal terjadinya arus kas di waktu yang akan datang. Di sisi lain, investasi pada saham memiliki potensi tingkat imbal hasil yang lebih besar daripada investasi pada aktiva riil. Tingkat imbal hasil pada investasi pada saham maupun investasi pada aktiva riil sebanding dengan tingkat risiko yang menyertainya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin besarnya tingkat imbal hasil dari suatu investasi, maka akan semakin besarnya risiko yang harus dihadapinya atau ditanggungnya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendahnya tingkat imbal hasil dari suatu investasi, maka akan semakin kecilnya risiko yang dihadapinya atau ditanggungnya. Kedua hal tersebut yaitu tingkat imbal hasil  dan risiko sama–sama terbentuk oleh senjangan perubahan harga yang bersangkutan.
Tinggi rendahnya tingkat imbal hasil dan risiko investasi pada setiap saham sangat tergantung pada tingkat sensitivitas keterkaitan antara pergerakan harga saham yang bersangkutan dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa tempat saham tersebut diperdagangkan (Irfani, dan Ibad, 2005 ; 281). Selain itu, menurut Dr. Sugeng Wahyudi (Dosen Strategi dan Keuangan pada Program MM UNDIP–82) menyatakan kinerja di pasar modal salah satu tolak ukur yang digunakan umumnya adalah perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), semakin tinggi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dikatakan bahwa kinerja di pasar modal semakin membaik. Sehingga semakin aktifnya suatu saham diperdagangkan di bursa, saham tersebut akan semakin sensitive atau terpengaruh terhadap risiko pasar. Begitu pula sebaliknya, semakin pasifnya perdagangan suatu saham di bursa, saham tersebut akan semakin tidak sensitive atau tidak terpengaruh terhadap risiko pasar.
Ketidakpastian arus kas masa depan atas investasi dalam sekuritas oleh banyak faktor pembentuk risiko investasi, baik risiko tidak sistematik maupun risiko sistematik. Risiko tidak sistematik yaitu bagian dari sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio. Sedangkan risiko sistematik, yang dikenal dengan istilah risiko pasar. Terutama terbentuk oleh faktor–faktor makro yang bersifat uncontrollable bagi investor dan bagi pelaku pasar. Faktor–faktor tersebut secara sistematik mempengaruhi aktivitas perdagangan sekuritas di bursa efek yang bersangkutan, sehingga memiliki implikasi langsung terhadap pergerakan harga saham secara umum yang secara sistematik terefleksi pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pengukur risiko sistematik (risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi) dari suatu sekuritas adalah beta. Farid Harianto dan Siswanto Sudomo (2001 ; 512) menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya beta adalah faktor siklikalitas (cyclicality). Siklikalitas menunjukkan beberapa jauh suatu perusahaan terpengaruh oleh kondisi perekonomian pada umumnya. Secara umum semua perusahaan akan terpengaruh oleh kondisi perekonomian. Pada saat kondisi perekonomian membaik, semua perusahaan akan terkena dampak positifnya, demikian pula sebaiknya. Yang menjadi masalah adalah sensitivitas dampak tersebut ada perusahaan yang sangat sensitive terhadap kondisi perekonomian atau faktor–faktor makro tetapi ada pula yang tidak terlalu terpengaruh.
Faktor makro yang dimaksud dalam penelitian ini adalah inflasi. Brealey dan Myers (2003 ; 642) mengungkapkan bahwa tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap kinerja  investasi di sektor finansial. Tingkat inflasi merupakan variabel ekonomi makro paling penting dan paling ditakuti oleh para pelaku ekonomi termasuk pemerintah, karena dapat membawa pengaruh buruk pada struktur biaya produksi dan tingkat kesejahteraan. Inflasi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan kenaikan harga–harga barang dan jasa dalam suatu periode tertentu (Yuki Indrayadi ; 1). Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Okty (200) yang menyebutkan bahwa faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar terhadap harga saham adalah inflasi.
Kinerja saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT. Indonesian Satelliten Corporation, Tbk, PT. Infoasia Teknologi Global, Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI), terkategori sebagai saham–saham yang aktif diperdagangkan dan mengalami pertumbuhan harga pasar yang prespektif beberapa tahun belakangan ini. Mengingat ketiga saham tersebut sudah go publik dan sudah terdaftar sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini memberi peluang kepada masyarakat untuk dapat berinvestasi dalam kepemilikan atas perusahaan ini melalui mekanisme pembelian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun demikian suatu investasi hanya baik apabila memiliki tingkat imbal hasil yang memadai pada tingkat risiko tertentu.
Untuk itu perlu dipahami terlebih dahulu kaitannya inflasi terhadap tingkat imbal hasil dan karakteristik saham yang bersangkutan dan keterkaitan pola perubahan harga saham tersebut dibandingkan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar yang merupakan fungsi penentu tingkat imbal hasil dan risiko saham yang bersangkutan di masa yang akan datang. Apapun keterkaitan antara pergerakan harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di atas akan menentukan covariance antara abnormal tingkat imbal hasil saham dan abnormal tingkat imbal hasil pasar.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kaitannya antara kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), inflasi per tahunnya dan kinerja saham–saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menarik untuk dikaji. Berdasarkan pemikiran di atas, maka perlu dianalisis pengaruh koefisien beta terhadap tingkat imbal hasil dengan metoda Capital Asset Pricing Model pada saham–saham perusahaan telekomunikasi yang go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode, 2004–2008.   

B.     Pembatasan Masalah
Pembahasan dalam penelitian ini akan difokuskan kepada pengaruh koefisien beta terhadap tingkat imbal hasil. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan koefifien beta adalah risiko sistematik yang dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan makro ekonomi yaitu inflasi. Kemudian tingkat imbal hasil dalam penelitian ini berdasarkan metoda Capital Asset Pricing Model (CAPM). Saham yang terpilih sebagai sampel dari populasi yang terdiri dari 403 saham, 9 kelompok industri, 46 sektor bisnis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga tahun 2008. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metoda purposive sampling ditemukan saham TLKM (PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk), saham ISAT (PT. Indonesian Satelliten Corporation, Tbk), dan saham IATG (PT. Infoasia Teknologi Global, Tbk) berbasis pada sektor bisnis telekomunikasi pada kelompok industri infrastruktur, utilitas dan transportasi. Data yang dianalisis meliputi data perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), inflasi, harga saham TLKM, harga saham ISAT, harga saham IATG selama lima tahun terakhir mulai tahun 2004 sampai tahun 2008. Data penelitian ini menggunakan data bulanan untuk menghitung expected return, covariance, beta dan tingkat imbal hasil berdasarkan metoda Capital Asset Pricing Model (CAPM) per tahun selama lima tahun terakhir yakni dari tahun 2004 sampai tahun 2008.

C.    Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam skripsi ini adalah :
1.       Bagaimana perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2004–2008 ?
2.       Bagaimana perkembangan tingkat inflasi di Indonesia selama periode 2004–2008 ?
3.       Bagaimana perkembangan harga saham TLKM, hargsa saham ISAT, harga saham IATG di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2004–2008 ?
4.       Bagaimana perkembangan expected return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2004–2008 ?
5.       Bagaimana perkembangan beta dan tingkat imbal hasil berdasarkan metoda Capital Asset Pricing Model (required return) saham TLKM, saham ISAT, saham IATG di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2004–2008 ?
6.       Bagaimana pengaruh koefisien beta terhadap tingkat imbal hasil saham berdasarkan metoda Capital Asset Pricing Model pada saham TLKM, saham ISAT, saham IATG selama periode 2004–2008 ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui :
a. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2004–2008.
b. Perkembangan tingkat inflasi di Indonesia selama periode 2004–2008.
c. Perkembangan harga saham TLKM, harga saham ISAT, harga saham IATG di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2004–2008.
d. Perkembangan expected return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2004–2008.
e. Perkembangan beta dan tingkat imbal hasil berdasarkan metoda Capital Asset Pricing Model (required return) saham TLKM, saham ISAT, saham IATG di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2004–2008.
f.  Pengaruh koefisien beta pasar terhadap tingkat imbal hasil saham berdasarkan metoda Capital Asset Pricing Model pada saham TLKM, saham ISAT, saham IATG  selama periode 2004–2008.
2. Manfaat Penelitian                          
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
a.    Memahami pergerakan harga saham TLKM, harga saham ISAT, harga saham IATG dalam kaitannya dengan perhitungan risiko dan tingkat imbal hasil saham yang bersangkutan.
b.    Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap seberapa jauh Capital Asset Pricing Model (CAPM) dapat digunakan sebagai strategi investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang optimal.
c.    Memperoleh fakta pengujian hipotesis tentang hubungan antar sejumlah variabel yang dikaji.
d.   Penelitian ini juga bermanfaat bagi investor dalam pemilihan saham–saham perusahaan yang dapat memberikan tingkat imbal hasil yang optimal berdasarkan risiko yang dihadapi.