Minggu, 21 Februari 2010

Tugas Tambahan Rahmadi Susilo (224107157)

BAB II
       LANDASAN TEORI
A.   Pengertian Manajemen
Dalam menjalankan atau menggerakkan suatu organisasi agar menjadi suatu organisasi yang diharapkan maka diperlukan suatu manajemen yang dapat memberikan pengaruh terhadap kelangsungan dan   kestabilan organisasi tersebut. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen ini, antara lain :
Manajemen berasal dari kata manage yang berarti mengatur, mengurus atau mengendalikan. I. Markus Willy et.al (2005 : 400).
Menurut M. Manullang (2002 : 5) manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Dalam bukunya Amirullah dan Haris Bidiyono (2004 : 7) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut T. Hani Handoko (2003 : 8) kutipan dari James A.F Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengawasan usaha –usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya – sumber daya organisasi antara lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.


Dari uraian di atas mengenai pengertian manajemen maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
B.   Pengertian Manajemen Pemasaran
Dalam bidang perdagangan dan perindustrian pemasaran merupakan suatu kunci  keberhasilan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran yang melibatkan distributor atau agen pengiriman barang sebagai pelaku utama.
William J. Stanton (1978) dalam bukunya memberikan definisi bahwa : Pemasaran (marketing) adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Kotler (1980).
     Menurut William J. Stanton ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mempelajari marketing (pemasaran), yaitu :
1.      Faedah Waktu (Time Utility).
Artinya     : Apabila masyarakat atau konsumen membutuhkan barang, kita dapat  memberikan atau memenuhi keinginan konsumen.

2.      Faedah Tempat (Place Utility).
Artinya     : Menyediakan produk pada tempat yang strategis dan menentukan lokasi penjualan produk yang dekat atau terjangkau oleh konsumen (pemakai).
3.      Faedah Milik (Ownership Utility).
Artinya          : Mempersiapkan pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli.
4.      Faedah Informasi (Information Utility).
Artinya        : Diciptakan dengan memberikan informasi tentang penawaran suatu produk kepada konsumen (pemakai).
a.   Konsep Pemasaran
           Adalah suatu orientasi pada konsumen langganan yang didukung oleh integrated marketing dan ditujukan untuk mencapai kepuasan konsumen yang semakin meningkat sebagai kunci tercapainya tujuan perusahaan. William J. Stanton.
Beberapa konsep pemasaran menurut William J. Stanton, yaitu:


1.                  Konsep Produksi (Production Concept)
Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efisiensi produk yang tinggi dan distribusi yang luas.
2.                  Konsep Produk (Product Concept)
Konsep ini berorientasi pada produk dengan memusatkan upaya untuk membuat produk yang berkualitas tinggi.
3.         Konsep Penjualan (Selling Concept)
                        Konsep ini berorientasi pada volume penjualan yang tinggi.
            4.         Konsep Pemasaran (Marketing Concept)
Konsep ini berorientasi pada kebutuhan dan keinginan sasaran pasar (Target Market).
5.                     Konsep Pemasaran Sosial (Social Marketing Concept)
Konsep ini berorientasi pada jaminan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.



b.      Bauran Pemasaran
Kotler mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran (target market).
Konsep marketing mix merupakan segala usaha yang perusahaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan produknya.
            Komponen – komponen pokok marketing mix antara lain:
            1. Produk (Product)
Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan pada pasar sasaran (Target Market).
            2. Harga (Price)
Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan produk tersebut.
3. Tempat (Place)
Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen.
           

4. Promosi (Promotion)
Merupakan bagian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkombinasikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya.
Dari kesimpulan di atas mengenai penjelasan pemasaran (marketing) adalah kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran, pembuatan rencana, menentukan harga promosi, serta mendistribusikan barang dan jasa yang berorientasi kepada pelanggan yang berpotensial.
C. Pengertian Manajemen Transportasi
Trasportasi merupakan suatu bidang yang sangat berpengaruh terhadap segala aktivitas dan rutinitas kegiatan masyarakat dalam kegiatan sehari – hari. Terlebih untuk sekarang ini transportasi merupakan suatu kebutuhan pokok bagi sebagian pihak. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi yang ada diperlukan perencanaan yang baik dalam bidang transportasi. Atau dengan kata lain diperlukan system manajemn transportasi yang baik.
Dalam bukunya Abbas Salim menjelaskan, ”Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain”. (Abbas Salim. 2004 : 6)
”Perencanaan transportasi yaitu merencanakan secara menyeluruh mengenai system transportasi yang merupakan Intermode Transportation System”. (Abbas Salim. 2004 : 93)
”Pengangkutan merupakan hasil produksi dalam bentuk jasa yang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memindahkan orang dan barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan”.
(M.D. Soetisna. 1985 : 1)
Transportation Manajement atau manajemen pengangkutan ialah sebagai usaha  dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menghasilkan jasa angkutan oleh pengusaha angkutan (carriers) sedemikian rupa, sehingga dengan tariff yang berlaku dan tertentu itu dapat memenuhi kepentingan konsumen (shippers)”. (M.D. Soetrisna. 1985 : 2)

D. Freight Forwarder
Freight Forwarder adalah perantara antara pemilik barang dengan pengangkut (carriers) dalam rangka pelaksanaan pengirim barang”. (H.M. Noch Idris Ronosentono. 2005 : 1)
Menurut kamus Bahasa Inggris  - Indonesia ”Freight berarti: muatan, pengangkutan; Forwarder berarti: pengusaha ekspedisi”. I. Markus Willy et.al. (2005 : 260 dan 263).
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan R.I Nomor KM/10/1998 Pasal 1, dijelaskan, Jasa Pengurusan Transportasi atau Freight Forwarder adalah usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pemmilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, atau udara yang dapat mencakup penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim, asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya – biaya lainnya berkenan dengan pengiriman barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya.
Dalam tulisan lainnya H.M. Noch Idris Ronosentono dalam IATA Cargo Regulation: Freight Forwarder adalah pelaksana pengiriman barang dengan melalui suatu penyelesaian dokumen di pelabuhan bongkar muat/muat, dengan menggunakan alat angkut dari satu atau beberapa tempat pengiriman menuju satu atau beberapa tempat tujuan.
           
Amir M.S. (2003 : 119) menjelaskan : Usaha jasa transportasi atau Freight Forwarder adalah usaha yang bertujuan mewakili tugas pengirim barang (consignor/shipper/exporter) ataupun mewakili tugas penerima barang (consignee/importer) yang diperlukan untuk terlaksananya pengiriman barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara.

Dalam bukunya As’ad Sungguh (1992 : 347) menjelaskan: Shipping dan forwarding agent adalah usaha yang melaksanakan pekerjaan yang menyiapkan dokumen – dokumen angkutan kapal, asuransi dan yang berhubungan dengan pihak pabean. Shipping agent juga merupakan forwarding agent yaitu mengatur pengambilan, pengangkutan dan penyerahan barang – barang antara pelabuhan dan tempat – tempat langganannya.
           
Berdasarkan definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Freight Forwarder adalah suatu jasa kepengurusan atau pengiriman barang yang melibatkan pemilik barang atau perantara pengirim barang (agent) dengan penerima (consignee), dalam suatu proses penerimaan atau pengiriman barang baik melalui darat, laut maupun udara mulai dari mengumpulkan, memuat, membongkar, penerbitan dokumen, pengurusan dokumen, pengurusan penyelesaian dokumen kepabeanan sampai menyerahkan barang tersebut kepada pihak yang berhak di tempat tujuan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya antara pemilik barang dengan Freight Forwarder.
E. Pengertian Kargo Udara
Kargo udara adalah segala jenis barang yang akan dikirim atau diangkut dengan menggunakan pesawat terbang yang telah dilengkapi dengan dokumen pengiriman barang seperti SMU (Surat Muatan Udara) atau AWB (Airwaybill) serta dokumen pelengkap lainnya.
Dalam IATA (International Air Transport Association) Cargo Reguations (1998) dijelaskan: Air Cargo adalah suatu jenis barang selain barang pos dan barang lain, yang termasuk dalam barang pos seperti yang tercantum dalam Konferensi Post Internasional adalah barang tanpa didampingi penumpang dan orang lain dari perusahaan penerbangan yang bersangkutan.
Kargo juga merupakan salah satu produk dari suatu airlines dan sekaligus sumber pendapatan dari airlines tersebut. Kargo sangat penting bagi suatu airlines, karena dapat menambahkan pendapatannya selain dari sektor penumpang, hal itu mengingat pangsa pasar yang cukup banyak dari setiap rute penerbangan. Oleh karena itu kargo dapat menjadi alternatif pendapatan bagi suatu airlines.
Kargo dalam bahasa Yunani adalah de cargo adalah muatan, barang, kiriman dan angkutan.
Air adalah udara, angkasa, langit. Cargo adalah muatan, beban”. I. Markus Willy et.al. (2005 : 22 dan 106).
Menurut K. Martono (2007 : 424) dalam Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan menjelaskan bahwa, ”kargo adalah barang muatan pesawat udara yang dilengkapi surat muatan udara (airwaybill) atau surat muatan udara termasuk bagasi yang dikirim melalui prosedur pengiriman kargo.
F.   Supply chain management
Manajemen Rantai Suplai ( Supply chain management ) adalah sebuah ‘proses’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan di mana organisasi mempertahankan dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. Kalakota. (2000 :197)
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Chopra. (2001 : 5). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.
Menurut Turban Rainer Porter. (2004 : 321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:
  • Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
  • Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

  • Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak didalam rantai suplai haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa Manajemen Rantai Suplai (Supply Chain Management) adalah suatu proses  pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan material (barang) melalui suatu proses kedalam sebuah organisasi dan pergerakan (distribusi) menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam  kompetensi  inti dan lebih fleksibel,
    G.    Prosedur Pengiriman Barang Domestik
Sebuah perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang menggunakan shipment documents sebagai bukti bagi si penerima barang nantinya, bahwa barang – barang telah diangkut oleh perusahaan ekspedisi.
Perusahaan pengangkut harus bertanggungjawab untuk mengangkut barang tersebut sampai ke tempat tujuan. M. Nur Nasution. (2004 : 47).
Dalam melakukan pengiriman barang, Indologistics mempunyai prosedur (peraturan) tersendiri yang mengatur kegiatan tersebut, adapun dokumen dan kelengkapannya sebagai berikut:
1.      Dokumen Induk
Yang dimaksud dengan dokumen induk adalah dokumen inti yang dikeluarkan oleh PT. Sentra Indologis Utama dalam melakukan pengiriman barang ke pelanggan (customer). Dokumen tersebut fungsinya sebagai alat pembuktian realisasi suatu transaksi (pengiriman barang), dokumen tersebut antara lain:
a.       Airway Bill
b.      Surat Pengiriman Barang (SPB)
c.       Polis Asuransi
d.      Faktur Pembayaran
2.      Dokumen Penunjang
Yang dimaksud dengan dokumen penunjang adalah dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci kekurangan yang terdapat dalam dokumen induk, dokumen tersebut antara lain:
a.       Packing List (delivery Sheet)
b.      Manifest Barang
c.       Weight note
d.      Form Kas Bon
e.       Petty Cash Voucer


3.      Dokumen Pembantu
Yang dimaksud dengan dokumen pembantu adalah dokumen yang diperlukan untuk membantu para pelaksana dalam menjalankan tugas lanjutan, dokumen tersebut antara lain:
a.       Document Delivery Order
b.   Delivery order
       H. Pengertian Distribusi  
Distribusi sangat erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan dan industri. Karena distribusi bagi sebagian pihak merupakan kegiatan utama yang mempengaruhi kegiatan lainnya secara keseluruhan. Banyak pihak yang berkaitan dengan kegiatan distribusi ini memperhatikan dengan teliti dan melakukan kegiatan ini dengan sebaik mungkin. Distribusi bagi sebagian pihak merupakan suatu hal yang penting, hal yang sangat menentukan dari keseluruhan kegiatan pihak tersebut.
Distribusi merupakan  kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen, dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari – hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa adanya distribusi produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus bersusah payah mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya.
Dalam kamus Bahasa Inggris – Indonesia, ”Distribution atau disstribusi adalah pembagian, penyaluran”. I. Markus Willy. et.al (2005: 191).
”Distribusi dalam ilmu ekonomi berarti pembagian, yaitu pendistribusian barang dari pabrikan atau importir ke konsumen melalui saluran distribusi yang biasa. As’ad Sungguh (1992 : 121).
Menurut Subagya (1995 : 85) distribusi adalah suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lain, yaitu dari satu tempat penyimpanan ke tempat pemakainya.
Distribusi menurut Abbas Salim (2004 : 26) yaitu: distribution has been accepted as the performance off all business activities involved in moving the goods from the point of processing or manufacture to the point sale to the customer and would include: Ware housing, inventory control of finished goods, material handling and packaging, documentation and dispatch, traffic and transportation, and after sales service to customer.

Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya adalah : “Distribusi telah diterima karena melibatkan semua aktivitas bisnis  dalam menggerakkanbarang dilihat dari sisi proses atau manufaktur sampai pada penjualan ke pelanggan dan juga mencakup: pergudangan, inventori dalam mengontrol penyelesaian barang, penanganan bahan dan pengepakan, dokumentasi, pengiriman, lalu lintas dan transportasi, dan sampai setelah penjualan ke konsumen”.

Berikut ini akan dijelaskan masing – masing kegiatan dalam distribusi sesuai dengan penjelasan di atas, menurut M.N. Nasution (2008 : 22 dan 23)
1.      Pergudangan (Warehouse)
Pergudangan dalam pabrik (in-plant warehousing) tergantung pada sifat sistem distribusi yang digunakan. Pergudangan tidak selalu ada dalam distribusi fisik, apalagi kalau barang jadinya langsung dikirim ke pusat distribusi di pasar melalui saluran distribusi.
2.      Pengemasan
Pengemasan melibatkan pengemasan volume besar (bulk packing), mempalet, kontainerisasi (containerization) dan segala macam pengemasan untuk distribusi yang aman dan ekonomi. Jenis pengemasan tergantung pada penggunaan alat transportasi.
3.      Pengangkutan ke luar (Outbound transportation)
Pengangkutan ke luar melibatkan pemindahan barang jadi dari pabrik atau penjual ke pusat distribusi, atau dari pusat distribusi kepada pelanggan.
4.      Pengiriman
Pengiriman merupakan pengurusan tahap akhir atas barang (produk)  produk itu meninggalkan pabrik.
5.      Pelayanan pelanggan (Sevice to customer)
Pelayanan pelanggan merupakan fungsi yang bertanggung jawab dalam menangani kontak dengan pelanggan. Tugasnya adalah melayani pelanggan dalam menjawab pertanyaan atau perubahan pesanan. Tanggung jawabnya mencakup monitoring tingkat pelayanan pada pelanggan dalam distribusi fisik pada pelanggan.
Fungsi Distribusi pokok
Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas – tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:


1.      Pengangkutan (Transportation)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkuta. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, kebutuhan manusia semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang semakin besar, sehingga membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).
2.      Penjualan (Selling)
Di dalam pemasaran barang selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan barang tersebut.
3.      Pembelian (Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut.
4.      Penyimpanan (Storing)
Sebelum barang–barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang–barang, perlu adanya penyimpanan (pergudangan).
5.      Pembakuan Standar Kualitas Barang
Dalam setiap transaksi jual–beli, banyak penjual maupun pembeli selalu menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tesebut. Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.
6.      Penanggung Resiko.
Dari apa yang baru saja diuraikan, tampaklah beberapa indikator bahwa distribusi turut serta meningkatkan kegunaan menurut tempatnya (place utility) dan menurut waktunya (time utility).
Dari semua uraian mengenai pengertian distribusi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Distribusi merupakan suatu kegiatan penyaluran atau pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat yang disepakati untuk diserahkan kepada pemilik barang atau perwakilannya yang dilakukan oleh freight forwarder atau perusahaan jasa angkutan yang dipercayakan oleh freight forwarder tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar