Selasa, 10 November 2009

BAB I Fachrul Maulana 224305088


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan harga minyak mentah dunia pada awal tahun 2008 ini menunjukkan kecenderungan untuk naik. Disinyalir kenaikan itu terjadi akibat supply minyak dunia yang lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan dunia saat ini. Oleh karena itu menjadi sangat sulit memperkirakan perkembangan harga minyak dunia.
Seperti kita ketahui bahan bakar minyak merupakan penunjang utama di berbagai sektor industri di Indonesia dan dunia, termasuk industri pelayaran. Kenaikan harga minyak dunia itu tentu akan memicu kenaikan biaya bahan bakar atau bunker kapal yang dapat berujung pada naiknya biaya transpor laut yang merupakan kegiatan bisnis utama.
Bagi bisnis pelayaran di seluruh dunia, kenaikan terhadap biaya bunker dipastikan memicu keputusan baru dari pemilik kapal atau penyewa kapal. Mulai dari penyesuaian maupun penentuan jumlah minimum cargo yang harus diangkut dalam tiap – tiap pelayaran sampai biaya angkut baru yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Misalnya pada  angkutan petikemas, beberapa perusahaan pelayaran dunia telah menetapkan penambahan biaya bahan bakar atau fuel surcharge dengan rata – rata 5% - 15% dari biaya angkut normal ( freight ). Ragam keputusan seperti ini adalah alternatif yang lebih disukai oleh pelaku pasar ( pelayaran ) bila dibandingkan dengan menaikkan biaya angkut yang dikhawatirkan dapat berpotensi melemahkan penguasaan pasar dan hilangnya konsumen.
Seperti yang dialami oleh pelayaran dunia, kenaikan bunker juga berdampak pada pelayaran nasional di Indonesia. Kenaikan itupun tidak dapat direspons langsung oleh perusahaan pelayaran dengan menaikkan uang tambang. Hal ini disebabkan karena masih tingginya tingkat perang tarif yang terjadi pada angkutan antar pulau khususnya angkutan petikemas. Dampak dari hal ini adalah banyaknya perusahaan pelayaran yang gulung tikar karena tidak mampu bertahan ditengah masalah ini.  Apalagi dengan kenaikan bunker yang terjadi saat ini, biaya operasi rata-rata sudah naik 18%.
Misalnya pada sebuah kapal petikemas dengan kapasitas 3.300 GT dengan kamampuan angkut sekitar 250 TEUs, yang tadinya biaya bunkernya sekitar 52% dari total biaya operasi kini naik menjadi 70% dari biaya operasi. 
Hal ini yang menyebabkan biaya transportasi laut dalam negeri harus segera menyesuaikan kembali antara kenaikan harga bunker, faktor – faktor biaya lain, tingkat permintaan pengiriman barang dan jumlah muatan yang harus diangkut dalam tiap pelayaran sehingga dapat menentukan harga baru yang tetap kompetitif namun tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri. 
Bagi perusahaan pelayaran, tersedia cukup beragam analisis dan metode yang dapat digunakan untuk kembali menentukan tarif serat jumlah minimum muatan yang perlu diangkut oleh armada perusahaan – perusahaan pelayaran. Salah satunya adalah analisis break even point ( BEP ) atau analisis titik impas. Analisis break even point adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan/profit. Analisis BEP bertujuan menemukan satu titik baik dalam unit maupun rupiah yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik tersebut, berarti dalam padanya belum diperoleh keuntungan atau dengan kata lain tidak untung tidak rugi. Sehingga ketika penjualan lewat melebihi BEP maka mulailah keuntungan diperoleh.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti labih dalam tentang masalah ini dan menulisnya dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul ”Strategi Penetapan Tarif Uang Tambang Rute Pelayaran Jakarta-Surabaya-Jakarta Pada PT Tresnamuda Sejati Dengan Pendalaman Break Even Point
B.     Perumusan Masalah
1.      Identifikasi masalah
a.       Terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak sehingga beban biaya operasional perusahaan mengalami kenaikan.
b.      Timbulnya persaingan tarif pada angkutan antar pulau khususnya pada angkutan petikemas.
c.       Perlunya dirumuskan tarif uang tambang minimum dam volume minimum yang akan diangkut perusahaan sehingga perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang akan diperoleh.
2.      Pembatasan Masalah
Masalah dibatasi dengan analisis nilai titik impas pada rute pelayaran Jakarta-Surabaya-Jakarta yang dilayani oleh MV TMS EXPRESS sehingga dapat menentukan tarif minimum dan volume minimum muatan yang akan diangkut tahun 2007


3.      Pokok Permasalahan

a.       Berapa pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dalam pengoperasian MV. TMS Express tahun 2007?

b.      Berapa tarif minimum dan volume minimum untuk menentukan titik impas MV. TMS Express rute pelayaran Jakarta-Surabaya-Jakarta tahun 2007?
c.       Berapa nilai margin of safety yang akan dicapai?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.      Tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain adalah :
a.       Untuk dapat mengetahui perbandingan antara biaya dan pendapatan yang diikeluarkan dan diperoleh kapal MV TMS EXPRESS yang dioperasikan oleh PT Tresnamuda Sejati
b.      Agar diketahui tarif minimum dan volume minimum sehingga dalam pengoperasian kapal tidak mengalami kerugian sekaligus keuntungan (impas)
c.       Untuk dapat menentukan tarif baru yang akan ditawarkan perusahaan.
2.      Manfaat penelitian
a.       Untuk Peneliti
Untuk dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan  yang telah didapatkan ketika kuliah dalam sebuah bentuk penelitian yang ilmiah.
b.      Untuk Masyarakat
Penulis berharap agar skripsi ini dapat dijadikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
c.       Bagi Perusahaan
Semoga juga penelitian, pembahasan dan hasil pembahasan yaitu kesimpulan yang akan dihasilkan dapat bermanfaat bagi perusahaan.
D.    Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah lebih lanjut dan oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel–tabel atau diagram-diagram dan lain sebagainya. Dalam hal ini data tentang pendapatan dan biaya operasional MV. TMS Express pada PT. Tresnamuda Sejati tahun 2007
2.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Penelitian Kepustakaan
Pengumpulan data dari buku–buku referensi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yaitu pengertian dan rumus-rumus yang akan digunakan
b.      Penelitian Lapangan
Penelitian dimana peneliti bersentuhan langsung dengan objek penelitian dan menggali informasi dengan cara-cara seperti :
1)      Wawancara ( interview )
Melakukan tanya jawab dengan sumber informasi yang berkompeten terkait dengan pokok permasalahan yang sedang dihadapi yaitu personil bagian pemasaran PT Tresnamuda Sejati
2)      Pengamatan Observation
Mengamati proses penghitungan budget dan keuangan dari divisi yang berkaitan.
3.      Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data penulis menggunakan analisis break even point / BEP / analisis titik impas. Analisis break even point atau BEP adalah suatu analisis pada saat perusahaan tidak memperoleh laba, tetapi juga tidak menderita rugi. Dengan mengetahui tingkat BEP akan dapat mengatur berapa seharusnya penjualan atau pendapatan freight ditingkatkan agar laba meningkat (Engkos Kosasih et.al 2007:176).
E.     Sistematika Penulisan
Skripsi ini ditulis secara ilmiah dan memiliki susunan yang sistematis dengan susunan sebagai berikut :
BAB I             :  Pendahuluan
Dalam bab ini ditulis latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II            : Landasan Teori
Dalam bab ini peneliti menjabarkan teori – teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan seperti teori tarif, teori uang tambang, pengertian BEP, rumus BEP, faktor-faktor biaya operasi dan teori-teori yang memiliki relevansi dengan objek penelitian
BAB III          : Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam bab ini peneliti menjabarkan sejarah singkat perusahaan yang diteliti struktur organisasi dan manajemen, dan kegiatan usaha dari objek penelitian.
BAB IV          : Analisis dan Pembahasan
Bab ini membahas pokok – pokok permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya dalam perumusan masalah yang telah dibatasi pada bagaimana penentuan nilai titik impas sehingga dapat diketahui apakah cukup dapat bersaing setelah dibandingkan dengan harga pasar yang ada.
BAB V            : Kesimpulan
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan di bab sebelumnya dan saran yang diberikan oleh penulis bagi objek yang diteliti terkait dengan masalah yang ada sebagai pertimbangan untuk pemecahan masalah yang dihadapi objek penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar